Batam – (NagoyaPos.Com) Program dialog kebangsaan membangun moderasi beragama untuk Kepri yang toleran bersama PBNU dan tokoh-tokoh agama yang diselenggarakan oleh Gazebo Toleransi Kota Batam, disambut antusias dan mendapat perhatian dari masyarakat Batam, yang dilaksanakan di Asrama Haji Batam Centre, Minggu (17/07/2022)
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Waketum PBNU KH. Zulfa Mustofa, Gub. Kepri diwakili Plt. Asisten 3 Misbardi S.Sos, Pemko Batam, Ketua DPRD Batam, Kapolda Kepri yang diwakili oleh Dirbinmas Kompol Krisna, Kasatgas Wil Kepri Densus 88 diwakili oleh Kasat Intelkam Polresta Barelang Kompol Yudi Arta Rustam,Kiai Masruri, S.Sy, tokoh Katolik RD. Agustinus DP, Pdt Dr. Otniel Otieli Harefa (Protestan), Made Karmawan (Hindu), PMy Suwarno (Budha), serta masyarakat Batam.
Ketua Panitia Sholihul Abidin mengatakan, Dialog moderasi beragama ini bertujuan untuk menyatukan satu persepsi, dan menciptakan rasa saling kebersamaan antar sesama umat beragama, Mengelimnir Sikap sikap anti Toleran, khususnya umat manusia di Kota Batam Prov.Kepri.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh para narasumber, diantaranya KH. Zulfa Mustofa menyampaikan tentang penggunaan literasi kalimat yang dapat memojokkan suatu kelompok masyarakat atau ras suku yang notabene merupakan warga negara Indonesia.
KH. Mustofa mengatakan, berhentilah menggunakan bahasa identitas yang dapat menyudutkan, mengintimidasi suatu kelompok suku, ras agama, maupun secara individu dalam kehidupan sehari-hari, khususnya tata bahasa dalam berpolitik.
“Manusia yang diciptakan oleh Allah Swt Tuhan semesta alam, pada awalnya adalah suci. Dan tidak ada satu pun Kitab Suci di muka bumi ini yang mengajarkan keburukan dan kebencian. Jadi yang membuat manusia berperangai buruk adalah sifat, sikap dan cara pandangnya yang lalai menggunakan akal sehatnya secara baik dan benar,” papar Waketum PBNU.
Hal senada juga disampaikan para narasumber / tokoh-tokoh agama tentang usut asal atau jati diri manusia yang dilahirkan adalah suci. Namun, setelah beranjak dewasa terkesan terkontaminasi oleh daya pemikirannya sehingga lalai menggunakan akal sehatnya demi kemaslahatan umat.
Dalam waktu yang sama, Kasat Intelkam Polresta Barelang Kompol Yudi Arta menyampaikan, bahwa moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan praktik beragama dalam kehidupan kita sehari-hari, yang esensinya sesuai dengan ajaran agama. Terutama dari sisi kesadaran kemanusiaannya kita bisa bersama dan bersatu membangun Indonesia.
“Dalam ajaran agama tentunya untuk melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umat, mentaati kontitusi, menghargai agama lain yang dilindungi oleh UU Negara RI. Dengan adanya langkah ini, kami akan mengantisipasi dan mengakomodir terhadap kebutuhan masyarakat yang rukun dan damai,” tuturnya.
Pada saat acara berlangsung, KH. Zulfa Mustofa mengukuhkan struktur pengurus Gazebo Toleransi Beragama Prov. Kepri, serta membacakan Pernyataan Sikap Pengurus yang berbunyi :
- Menghargai dan tidak merendahkan ajaran agama lain.
- Menjaga silaturahmi dan saling tolong menolong antar sesama manusia.
- Menolak segala bentuk tindakan intoleran di Indonesia.
- Menolak provokasi yang menimbulkan perpecahan bangsa.
- Berpegang teguh pada Pancasila.
Penulis : Fjr