Batam-(NagoyaPos.Com)-Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad akhirnya angkat bicara terkait polemik yang terjadi di kota Batam akhir-akhir ini mengenai persoalan masyarakat Pulau Rempang, Kecamatan Galang, kota Batam.
Gubernur menyampaikan himbauan kepada seluruh masyarakat Kepri khususnya warga kota Batam untuk menjaga situasi Provinsi Kepulauan Riau tetap kondusif, dalam rangka menjamin keberlangsungan investasi dan melanjutkan pembangunan Provinsi Kepri ke depan yang lebih baik dan lebih maju.
“Saya mengajak kita semua untuk menjaga situasi Kamtibmas Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau yang aman dan tetap kondusif,” ujar Gubernur Kepri saat memimpin Konferensi Pers bersama Forkopimda Kepri yang diksanakan di Lobi Graha Kepri Batam Center, Selasa (12/09/2023) sore.
Selanjutnya, Gubernur juga mengajak seluruh masyarakat Kepulauan Riau bergandengan tangan saling menghormati sesama anak bangsa demi terwujudnya kamtibmas Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau yang lebih kondusif.
Dia juga mengajak untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dari setiap usaha dan upaya yang ingin memecah belah masyarakat Kepri.
“Kami juga menghimbau kepada masyarakat kota Batam jangan mudah terpancing oleh berbagai usaha provokasi dari pihak-pihak yang hanya bertujuan memperkeruh suasana dengan menyampaikan dan membagikan isu-isu yang bersifat provokatif,” sebutnya.
Dalam kesempatan itu Gubernur juga mengajak untuk berdoa semoga Kepri tetap aman dan damai dapat melanjutkan pengembangan investasi dan dapat membangun provinsi kedepan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kepri.
Dilokasi yang sama, Kepala Badan Pengusahaan Batam, Muhammad Rudi menambahkan bahwa kita yang berada di Kota Batam ini melaksanakan apa yang telah diputuskan pusat sampai ke daerah. Salah satu tugas yang diberikan yakni mengawal investasi supaya cepat bisa terselesaikan.
Maka dalam penyelesaian ini antara lain karena Pulau Rempang sendiri sudah dari dulu ditinggali oleh masyarakat yang sudah turun temurun disana. Maka tentu pengembangannya mau dilanjutkan juga dan tentu ada tempat relokasi untuk masyarakat disana.
“Kita sudah sepakat sebetulnya dari pusat sampai ke daerah mudah-mudahan masyarakat Pulau Rempang bisa menerimanya dengan baik,” harapnya.
Rudi mengatakan, tempat untuk relokasi sudah diputuskan yakni berada di Dapur 3 Senjulung. Luas lahan yang akan diberikan kepada 2.700 rumah lebih kurang yaitu dengan lahan seluas 450 hektar.
Dikatakannya, semua warga yang tinggal disana yang mempunyai rumah akan diberikan ganti rugi. Pertama lahan yang akan diberikan untuk rumah itu kira-kira maksimum 500 meter persegi berikut dengan sertifikat.
“Ini bagi yang mau pindah duluan akan kita berikan duluan sertifikat. Artinya siapa yang dengan sukarela untuk mendaftar akan langsung mendapatkan sertifikat tanpa membayar UWTO lagi,” ucap Rudi.
Selanjutnya, warga disana juga akan dibangunkan rumah Tipe 45 bernuansa Melayu sesuai arahan dari LAM kota Batam. Pihaknya sengaja meminta masukan dari LAM supaya nanti betul-betul mencerminkan kota Melayu.
“Kita akan lengkapi dengan seluruh fasilitas pendidikan mulai dari SD, SMP dan SLTA, sesuai dengan jumlah anak-anak kita yang lagi sekolah disana. Kita juga akan bangun rumah ibadah dan lapangan bola,”ujarnya.
Selain itu, karena letak posisi tempat relokasi agak ke dalam, maka jalan masuk dari jalan utama menuju ke lokasi sekitar 6 KM, juga akan dibuat aspal sampai ke lokasi.
“Ada dermaga, dermaga ini dua fungsi. Satu untuk tambatan sampan saudara kita yang nelayan, kedua untuk kepentingan bongkar muat,” imbuhnya.
Tampak hadir dalam konferensi pers tersebut, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, Ketua DPRD Kepri, Jumaga Nadeak, Kapolda Kepri, Kabinda Kepri, Danrem 033/WP, Danlantamal IV, Kepala BP Batam, Kapolresta Barelang, Dandim 0316 Batam, Kajari Batam dan LAM Kepri. Pungkasnya.(Fjr)
Redaksi