Batam (Nagoyapos.com) Kementerian Perhubungan melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Khusus Batam memperingati Hari Perhubungan Nasional Tahun 2022 yang jatuh pada tanggal 17 September.
Kegiatan yang dilajukan yakni dengan mengampanyekan keselamatan transportasi laut, membersihkan pantai, dan menanam bibit pohon bakau di Pantai Setokok, Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Kepala Kantor KSOP Khusus Batam, Revolindo, mengatakan, kegiatan dilakukan pada, Kamis (15/9/2022) lalu. Personilnya berkolaborasi dengan tiga lembaga swadaya masyarakat (LSM), warga setempat, dan Dinas Perhubungan Kota Batam.
“Tujuannya untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan pesisir dan muara,” kata Revolindo dalam keterangan persnya yang diterima media ini pada, Jumat (16/9/2022).
Dikatakannya, ada 500 bibit pohon bakau yang ditanam. Penanaman dilakukan setelah berkarung-karung sampah berhasil dibersihkan dan diangkut keluar dari pantai.
Revolindo juga mengatakan, peserta kegiatan berjumlah ratusan. Dia berharap, kegiatan ini menjadi bagian dari investasi dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim dan pencemaran di pesisir dan laut.
“Kegiatan ini bukan hanya sekedar mengambil sampah lalu membuang pada tempatnya, melainkan aksi ini sebagai upaya peran serta Kemenhub mengurangi sampah di laut. Kemudian, menjadi sarana edukasi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan partisipasi masyarakat untuk menjaga lingkungan,” katanya.
Daerah Pulau Setokok merupakan daerah hinterland yang sebagian besar luas wilayahnya adalah laut. Pantainya dipilih karena merupakan salah satu lokasi kegiatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2021.
Daerah ini juga menyimpan potensi besar di bidang kelautan dan pertanian. Oleh karena itu, menurut Kepala KSOP Khusus Batam ini penting agar masyarakat memahami betapa pentingnya memelihara lingkungan.
“Kami memberikan motivasi supaya gaya hidup mencintai lingkungan itu terus membudaya. Karena budaya ini membentuk kebiasaan baik, mengurangi potensi bencana, memperbaiki keseimbangan ekologi, dan meningkatkan kemandirian ekonomi,” pungkasnya.
Penulis : Fjr